Rabu, 10 Maret 2010

Penentuan Level Stock

Seperti telah disinggung di bagian awal bab ini, bahwa level stock yang baik adalah yang memerlukan biaya terendah namun memberikan efektifitas dan efisiensi yang maksimal sehingga akan meminimalkan resiko penyimpanan dan lost of opportunity. Beberapa hal yang akan menjadi informasi dalam menentukan level stock antara lain :
1. Lead time, merupakan jangka waktu yang dibutuhkan sejak permintaan atau kanban dikeluarkan sampai item yang diminta siap untuk digunakan. Dengan demikian, maka Lead time disini telah memperhitungkan waktu yang diperlukan untuk menyampaikan informasi, menyiapkan barang, loading-unloading barang, dan transportasi. Semakin kecil Lead time akan semakin mengurangi level stock.
2. Lot Size, merupakan kuantitas pesanan (order quantity) dari item yang akan memberitahukan berapa banyak kuantitas yang harus dipesan. Apakah permintaan harus selalu pada kelipatan angka tertentu atau boleh bervariasi. Semakin kecil Lot Size juga akan semakin memperkecil level stock.
3. Safety stock, yaitu stock pengaman yang ditentukan oleh manajemen untuk mengatasi fluktuasi dalam permintaan (demand) dan/atau penawaran (supply). Pengendalian persediaan akan mempertahankan tingkat stock pada level ini (safety stock level) dalam setiap periode waktu. Safety stock selalu diusahakan sekecil mungkin.

Jenis-Jenis Proses Produksi

Secara umum, proses produksi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu proses produksi yang terus-menerus (countinous processes) dan proses produksi yang terputus-putus (intermittent processes). Perbedaan pokok dari kedua proses produksi tersebut adalah berdasarkan pada panjang tidaknya waktu persiapan untuk mengatur (set up) peralatan produksi yang digunakan untuk memproduksi suatu produk atau beberapa produk tanpa mengalami perubahan. Pada proses produksi yang terus-menerus, perusahaan atau pabrik menggunakan mesin-mesin yang dipersiapkan (set up) dalam jangka waktu yang lama dan tanpa mengalami perubahan. Sedangkan untuk proses produksi yang terputus-putus menggunakan mesin-mesin yang dipersiapkan dalam jangka waktu yang pendek, dan kemudian akan dirubah atau dipersiapkan kembali untuk memproduksi produk lain. Untuk menentukan suatu pabrik atau perusahaan menggunakan proses produksi yang terus-menerus (countinous processes) atau proses produksi yang terputus-putus (countinous processes), dapat dilihat dari sifat-sifat atau ciri-ciri dari kedua jenis proses produksi tersebut. Adapun sifat-sifat atau ciri-ciri dari proses produksi yang terus-menerus (countinous processes), yaitu :
1. Produk yang dihasilkan pada umumnya dalam jumlah besar dengan variasi
yang sangat kecil dan sudah distandarisasikan.
2. Sistem atau cara penyusunan peralatannya berdasarkan urutan pengerjaan dari produk yang dihasilkan, yang biasa disebut product layout/departementation by product.
3. Mesin-mesin yang digunakan untuk menghasilkan produk bersifat khusus (Special Purpose Machines).
4. Pengaruh operator terhadap produk yang dihasilkan sangat kecil karena mesin biasanya bekerja secara otomatis, sehingga seorang operator tidak perlu memiliki keahlian tinggi untuk pengerjaan produk tersebut.
5. Apabila salah satu mesin/peralatan terhenti atau rusak, maka seluruh proses akan terhenti.
6. Job strukturnya sedikit dan jumlah tenaga kerjanya tidak perlu banyak.
7. Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses lebih rendah daripada persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses pada proses produksi yang terputus-putus.
8. Diperlukan perawatan khusus terhadap mesin-masin yang digunakan.
9.Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan yang tetap (fixed pathequipment) yang menggunakan tenaga mesin, seperti konveyor.
Sedangkan sifat-sifat atau ciri-ciri dari proses produksi yang terputusputus (countinous processes) adalah :
1. Produk yang dihasilkan biasanya dalam jumlah kecil dengan variasi yang sangat besar dan didasarkan pada pesanan.
2. Sistem atau cara penyusunan peralatan berdasarkan atas fungsi dalam proses produksi atau peralatan yang sama dikelompokkan pada tempat yang sama, yang disebut dengan process layout/departemantation by equipment.
3. Mesin-mesin yang digunakan bersifat umum dan dapat digunakan untuk menghasilkan bermacam-macam produk dengan variasi yang hampir sama(General Purpose Machines).
4. Pengaruh operator terhadap produk yang dihasilkan cukup besar, sehingga operator memerlukan keahlian yang tinggi dalam pengerjaan produk serta
terhadap pekerjaan yang bermacam-macam yang menimbulkan pengawasan yang lebih sulit.
5. Proses produksi tidak akan berthenti walaupun terjadi kerusakan atau terhentinya salah satu mesin/peralatan.
6. Persediaan bahan mentah pada umumnya tinggi karena tidak dapat ditentukan pesanan apa yang harus dipesan oleh pembeli, dan persediaan bahan dalam proses lebih tinggi dari proses produksi yang terus-menerus (countinous processes) karena prosesnya putus-putus.
7. Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan handling yang dapat berpindah secara bebas (Variable Path Equipment) yang menggunakan tenaga manusia, seperti kereta dorong atau forklift.
8. Pemindahan bahan sering dilakukan bolak-balik sehingga perlu adanya ruang gerak (aisle) yang besar dan ruang tempat bahan-bahan dalam proses (work in process) yang besar.
Pada perusahaan manufaktur terdapat dua tata letak yang secara umum
diaplikasikan dalam desain layout, yaitu :
1. Tata Letak Berdasarkan Aliran Produksi (Product Layout) Proses produksi yang berdasarkan aliran produksi adalah tata letak pabrik dimana mesin-mesin dan fasilitas manufaktur yang lain diatur menurut urutan (sequence) dari proses yang dibutuhkan untuk mengahsilkan suatu produk. Proses pembuatan produk selalau ditentukan lebuh dahulu, yang kemudian ditentukan urutan mesun-mesinnya. Layout berdasarkan produk ini digunakan dalam beberapa industri yang menghasilkan produksi massa dan produk terstandarisasi.

2. Tata Letak Berdasarkan Fungsi/Macam Proses (Process Layout) Tata letak berdasarkan macam proses (process/functional layout) adalah segala mesin serta peralatan produksi yag memiliki tipe atau jenis sama dikelompokkan dalam satu departemen, sehingga hanya terdapat satu jenis proses pada setiap bagian. Dalam layout ini biasanya digunakan general purpose machines dan terdapat pada industri yang berdasarkan job order shop/batch production

Senin, 08 Maret 2010

sejarah & Penyebab utama kasus bhopal

sejarah BHOPAL
Kecelakaan yang menimpa pabrik pestisida milik Amerika Serikat Union Carbide Corporation, mengakibatkan bocornya beberapa ton gas beracun. Dalam satu malam, kecelakaan ini telah menelan korban jiwa sebanyak 3.000 orang. Dan 22.000 orang lainnya tewas dalam beberapa tahun kemudian. Hari ini, mereka yang selamat luput dari musibah masih menanggung akibat dari kecelakaan ini. Kawasan pabrik yang kini kosong masih menyebarkan bahan beracun melalui proses peracunan yang lambat lewat udara dan air tanah.

Dengan becak motornya, Irshad Ali menyelusuri jalan berkelok-kelok dan berdebu di Bhopal. Di dekat tempat duduknya tergantung satu alat kecil berwarna biru putih, alat bantu pernafasannya. Irshad Ali kala itu masih berusia 11 tahun ketika musibah Bhopal terjadi. Dan sekarang ia masih menderita akibat peristiwa itu. Ia mengalami gangguan pernafasan. Enam orang anggota keluarganya tewas. Saat ini ia hidup bersama dengan istri dan keenam anaknya.

"Saya sering mengalami sesak nafas. Paru-paru rasanya terbakar. Penglihatan saya pada malam hari tidak begitu baik. Tapi saya tetap harus mengemudi becak untuk mencari nafkah. Debu dan asap dari jalanan yang kotor ini memperburuk kondisi saya. Sebenarnya dokter melarang saya mengemudi becak. Tapi bagaimana saya harus menghidupi keluarga saya?” ungkap Irshad Ali.

Seperti halnya Irshad Ali, sekitar 100 000 orang lainnya di Bhopal juga masih menderita akibat bencana gas ini. Gangguan pernafasan atau penglihatan, gangguan hati dan ginjal, bahkan penyakit kanker masih kerap muncul. Penyakit-penyakit ini bertahan dalam beberapa generasi. Banyak anak-anak yang lahir di daerah ini terlahir dengan cacat fisik atau mental.

Sejak 3 Desember 1984, tidak ada perubahan dalam perawatan medis bagi korban, dikatakan Abdul Jabbar, ketua organisasi bantuan bagi perempuan korban Bhopal. “Yang paling penting adalah penanganan berdasarkan penelitian terhadap para korban. Dan ini sama sekali belum dimulai. Sampai sekarang, hanya dilakukan penanganan medis seadanya, juga di bagian lain negara. Sejauh ini tidak ada upaya untuk meneliti akar dari penyakit ini untuk menemukan penyebab spesifiik penyakit yang diderita korban.”
Kecelakaan dasyat di Bhopal masih meninggalkan jejak, bukan saja efek dari awan gas yang timbul setelah kecelakaan. Bangunan pabrik pestisida yang terbengkalai milik Union Carbide Coorporation masih berdiri tegak di kota ini. Pabrik dengan menara tingginya ini hanya mengingatkan warga di sekitarnya akan malam yang mengerikan 25 tahun lalu.
Perusahaan Union Carbide menolak semua tanggung jawab untuk membersihkan lokasi pabrik. Saat ini , di area pabrik masih tersisa riibuan ton bahan beracun, yang mencemari air tanah. Menurut laporan terbaru dari organisasi lingkungan “Centre for Science and Environtment”, air tanah di sekitar pabrik ini mengandung bahan kimia 40 kali lebih banyak dari jumlah normal. Bahkan air tanah tiga kilometer dari pabrik, juga mengandung pestisida atau bahan-bahan logam seperti mercuri.
Pencemaran menimbulkan dampak berat terhadap warga yang bergantung pada air tanah ini. Seperti yand diderita Ram Bai. Perempuan ini tinggal di Prem Nagar, tidak jauh dari pabrik. “Mata kami sering terasa terbakar. Kami menderita masalah pencernaan. 25 tahun lamanya kami meminum air tercemar ini. Kami tidak punya akses ke air bersih lainnya. Selalu muncul penyakit di sini. Itu sebabnya kami ingin menuntut hak kami untuk mendapatkan air bersih. Kami memang telah lanjut sekarang. Akan tetapi, setidaknya anak-anak kami bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik.”

Akan tetapi untuk banyak keluarga sumber air alternatif tidak tersedia. Pada tahun 2004 Mahkamah Agung India telah meminta negara bagian Madya Pradesh untuk menyediakan air bersih bagi 14 pemukiman di sekitar pabrik. Pemerintah Madya Pradesh memang telah membangun jaringan air bersih. Tapi ini hanya mampu mencukupi kebutuhan sembilan pemukiman saja, kata Abdul Jabbar.
“Instalasi air bersih ini juga diperuntukkan bagi sebuah rumah sakit, sehingga warga di sekitarnya hanya mendapatkan air dua hari sekali. Selain itu, warga juga diharuskan untuk membayar, karena katanya instalasi ini milik pribadi. Mereka hanya warga miskin yang hidup di daerah kumuh. Mereka tidak mampu untuk membayar.“
Bencana Bhopal memang terjadi 25 tahun lalu. Tapi bagi warga Bhopal yang selamat, bencana ini merupakan satu kenyataan yang harus dihadapi, yang tidak akan pernah mereka lupakan.
PENYEBAB Bhopal

Penyebab terjadinya ledakan adalah dimasukkannya air ke dalam tangki-tangki berisi MIC. Reaksi yang kemudian terjadi menghasilkan banyak gas beracun dan memaksa pengeluaran tekanan secara darurat. Gasnya keluar sementara penggosok kimia yang seharusnya menetralisir gas tersebut sedang dimatikan untuk perbaikan.
Penyelidikan yang dilakukan menyatakan bahwa beberapa langkah keselamatan lainnya tidak dijalankan dan standar operasi di pabrik tersebut tidak sesuai dengan standar di pabrik Union Carbide lainnya. Selain itu, ada kemungkinan langkah-langkah keselamatan tersebut dibiarkan sebagai bagian dari “prosedur penghematan” yang dilakukan perusahaan tersebut di pabrik itu.

Pengertian Biaya Produksi

Pengertian Biaya Produksi

Biaya produksi merupakan salah satuh variable yang tidak boleh dilupakan.. Didalam pelaksanaan proses produksi meskipun seluruh aspek pelaksanaan produksi ini dapat dikendalikan dengan cukup baik, namun apabila masalah biaya produksi terlupakan oleh manajemen perusahaan yang bersangkutan maka hal ini berarti pengendalian produksi yang dilaksanakan didalam perusahaan yang bersangkutan tersebut belum dapat mencapai sasaran dari pengendalian produksi didalam perusahaan tersebut. Hal ini disebabakan oleh karena walaupun proses produksi dapat berjalan dengan lancar dan baik, kualitas produk cukup memadai, namun apabila tidak didukung dengan usaha untuk dapat menekan biaya produksi menjadi serendah-rendahnya akan dapat berakibat naiknya baiya produksi diatas batas-batas yang wajar. Dalam keadaan demikian maka perusahaan perusahaan yang bersangkutan tersebut akan mengalami kesulitan didalam melaksanakan pemasaran dari produk perusahaan yang bersangkutan tersebut. Keadaan semacam ini apabila terjadi secara terus-menerus dalam jangka panjang akan dapat mengakibatkan terjadinya penumpukan produk perusahaan karena tidak dapt dipasarkan, sehingga kelangsungan dari proses produksi serta kehidupan dari perusahaan tersebut akan dapat terancam karenanya.